IT Explorer | Selasa, 13 Desember 2016 | ZA





“Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya dan bagaimana cara orang tersebut hidup”.
RSInews – Bagi generasi yang tumbuh di era 90-an mungkin lebih diuntungkan daripada generasi digital yang tumbuh besar di era milenium tahun 2000-an. Pasalnya, generasi 90-an bisa menikmati dua alam sekaligus, yakni alam jadul dan alam teknologi seperti sekarang. Sementara bagi generasi sekarang tentu tidak tau bagaimana berkesannya hidup di era 90-an yang begitu alami dan menyenangkan.
Pendapat tersebut bisa saja benar tapi bisa juga salah. Ini karena generasi 90-an belum tentu bisa menerima kehidupan seperti sekarang yang diinvasi oleh gadget dan teknologi serba canggih. Tidak percaya?
Lihat saja, meski di era sekarang kehidupan manusia telah dipermudah dengan teknologi, tetapi masih banyak yang gaptek dan tidak memanfaatkannya dengan baik. Berbeda dengan generasi sekarang yang rata-rata serba bisa soal teknologi, baik komputer atau smartphone dengan tidak memandang usia.
Nah, kira-kira seperti apa ya bedanya kehidupan generasi 90-an dan generasi mobile seperti saat ini?
[] Kongkow Bareng vs Chat via Media Gadget

Cara paling asyik untuk berkomunikasi di era 90-an dengan teman adalah dengan bertatap muka secara langsung. Pasalnya, SMS atau komunikasi via telepon butuh biaya yang tidak sedikit. Saat bertemu langsung pun obrolan terjadi dengan lancar tanpa gangguan alat komunikasi.
Tapi saat ini, berkomunikasi lebih sering dilakukan via media sosial seperti Facebook atau aplikasi pesan instan WhatsApp karena lebih mudah dilakukan, kapan saja dimana saja. Apakah ini pertanda buruk? Tentu tidak, selama kita tidak berlebihan menggunakan media sosial dan tetap rutin bersilaturahim secara langsung.
[] Petak Umpet vs Gadget

Anak-anak di era 90-an bermain bersama secara langsung, bergerak secara aktif, tertawa, atau marah meluapkan emosi melalui permainan tradisional seperti petak umpet, gobak sodor, mobil-mobilan, rumah-rumahan dan permainan lain. Terjatuh atau baju serba kotor setelah bermain sudah jadi hal yang wajar.
Sedangkan anak-anak di era generasi mobile tak lagi mengenal permainan semacam itu. Bermain tetap ada, tapi yang dimainkan adalah permainan digital menggunakan perangkat canggih, seperti bermain gadget, atau game Pro Evolution Soccer. Untungnya, permainan ini tetap bisa membuat kita berinteraksi dan meluapkan emosi bersama, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan.
[] Nonton TV vs YouTube

Tahun 90-an tidak ada YouTube atau layanan streaming video seperti sekarang. Praktis jika mau menonton, TV adalah pilihan satu-satunya, dan itu pun menontonnya bareng-bareng numpang di rumah tetangga yang punya TV. Acaranya pun terbatas mengikuti apa yang disediakan oleh masing-masing stasiun TV, atau yang diinginkan yang punya TV. Di era digital, TV semakin ditinggalkan. Adanya layanan TV berlangganan dengan beragam channel pun tak begitu menarik.
Penyebabnya adalah YouTube, layanan streaming video serba ada yang bisa diakses kapan aja, diputar berkali-kali, dan bisa ditonton dimana saja. Apapun video yang diinginkan rasanya bisa ditemukan dengan mudah di YouTube. Tentunya kebiasaan menonton via YouTube ini harus dilakukan dengan bijak, biar kuota data tidak membengkak.
[] Berita Media Digital vs Media Cetak

Bagaimana dengan kehidupan orang dewasa di era 90-an dan era mobile? Hal yang paling terlihat jelas sehari-hari, yakni dari kebiasaan mereka mengisi waktu luang di sela-sela kesibukan. Tahun 90-an, rutinitas pagi hari dimulai dengan membaca koran, begitu pun setelah pulang kerja.
Di era digital sekarang ini, kebiasaan dan kegemaran membaca untungnya masih tetap terjaga. Caranya kini lebih modern, yakni menggunakan aplikasi berita via gadget.
Kebiasaan membaca melalui aplikasi dan gadget memang lebih mudah dan murah. Selain praktis juga bisa membaca beragam konten sekaligus.
Ketiga hal di atas adalah sedikit gambaran perbedaan yang biasa dilakukan tentang kebiasaan generasi era 90-an dengan generasi mobile. [©RSI]
>Sumber: DroidLime
Advertisement
Iklan
Report this ad